Menurut para ahli
Ron Weber (1999) "SI Auditing is the process of collecing and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to the achieved effectively and uses resources efficiently". Seperti halnya didefiniskan diatas bahwa audit SI ialah proses mengumpulkan dan mengevaluasi fakta untuk memutuskan apakah sistem komputer yang merupakan aset bagi perusahaan terlindungi, integritas data terpelihara, sesuai dengan tujuan organisasi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Pengertian Audit Teknologi Sistem Informasi Audit teknologi sistem informasi adalah bentuk proses pengawasan dan evaluasi serta pengendalian terhadap fasilitas - fasilitas dan infrastruktur teknologi sistem informasi. Proses yang dapat disebut juga sebagai audit komputer, melakukan pemeriksaan terhadap kinerja sistem - sistem yang apakah sudah berjalan dengan baik. Tujuan Tujuan dari proses audit ini adalah meninjau tercapainya perbaikan atau peningkatan kinerja terkait dengan keamanan asset, integritas data serta efektifitas dan efisiensi penggunaan sistem. Pendekatan Audit Teknologi Sistem Informasi Perkembangan teknologi informasi, perangkat lunak, sistem jaringan dan komunikasi dan otomatisasi dalam pengolahan data berdampak perkembangan terhadap pendekatan audit yang dilakukan, tiga pendekatan yang dilakukan oleh auditor yaitu (Watne, 1990) : 1. Auditing Around The Computer. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang mula-mula ditempuh oleh auditor. Dengan pendekatan ini komputer yang digunakan oleh perusahaan diperlakukan sebagai Black Box. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah bila sampel output dari suatu sistem ternyata benar berdasarkan masukan sistem tadi, maka pemrosesannya tentunya dapat diandalkan. Dalam pemeriksaan dengan pendekatan ini, auditor melakukan pemeriksaan di sekitar komputer saja. 2. Auditing With The Computer. Pendekatan ini digunakan untuk mengotomatisati banyak kegiatan audit. Auditor memanfaatkan komputer sebagai alat bantu dalam melakukan penulisan, perhitungan, pembandingan dan sebagainya. Pendekatan ini menggunakan perangkat lunak Generalized Audit Software, yaitu program audit yang berlaku umum untuk berbagai klien. 3. Auditing Through The Computer. Pendekatan ini lebih menekankan pada langkah pemrosesan serta pengendalian program yang dilakukan oleh sistem komputer. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa jika program pemrosesan dirancang dengan baik dan memiliki aspek pengendalian yang memadai, maka kesalahan dan penyimpangan kemungkinan besar tidak terjadi.pendekatan ini biasanya diterapkan pada sistem pengolahan data on-line yang tidak memberikan jejak audit yang memadai. Tahap – Tahap Audit 1. Tahap Pemeriksaan pendahuluan Sebelum auditor menentukan sifat dan luas pengujian yang harus dilakukan, auditor harus memahami bisnis auditi (kebijakan, struktur organisasi, dan praktik yang dilakukan). Setelah itu, analisis resiko audit merupakan bagian yang penting dan berusaha untuk memahami pengendalian terhadap transaksi yang diproses oleh aplikasi tersebut. Pada tahap ini pula auditor dapat memutuskan apakah audit diteruskan atau mengundurkan diri dari penugasan audit. 2. Tahap Pemeriksaan Rinci Pada tahap ini auditnya berupaya mendapatkan informasi lebih mendalam untuk memahami pengendalian yang diterapkan dalam sistem komputer klien. Auditor harus dapat memperkirakan bahwa hasil audit pada akhirnya harus dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai apakah struktur pengendalian intern yang diterapkan dapat terpercaya atau tidak. Kuat atau tidaknya pengendalian tersebut akan menjadi dasar bagi auditor dalam menentukan langkah selanjutnya. 3. Tahap Pengujian Kesesuaian Dalam tahap ini, dilakukan pemeriksaan secara terinci saldo akun dan transaksi Informasi yang digunakan berada dalam file data yang biasanya harus diambil menggunakaan software CAATTs(Computer Assisted Audit Tools and Techniques). Dengan kata lain, CAATTs digunakan untuk mengambil data untuk mengetahui integritas dan kehandalan data itu sendiri. 4. Tahap Pengujian Kebenaran Bukti Tujuan pada tahap pengujian kebenaran bukti adalah untuk mendapatkan bukti yang cukup kompeten. Pada tahap ini, pengujian yang dilakukan adalah (Davis at,all. 1981) : • Mengidentifikasi kesalahan dalam pemrosesan data • Menilai kualitas data • Mengidentifikasi ketidakkonsistenan data • Membandingkan data dengan perhitungan fisik • Konfirmasi data dengan sumber-sumber dari luar perusahaan. 5. Tahap Penilaian Secara Umum atas Hasil Perjuangan Pada tahap ini auditor telah dapat memberikan penilaian apakah bukti yang diperoleh dapat atau tidak mendukug informasi yang diaudit. Hasil penilaian tersebut akan menjadi dasar bagi auditor untuk menyiapkan pendapatannya dalam laporan auditan. Refrensi :
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorGema Ramadhan. My Refrensi:
Archives
May 2018
Categories |