Malam menggoreskan sendu
Penuh rasa rindu Sang rembulan tertipu Apakah semerana ini? Antharez pun tak pernah letih Menunggu ambigu Paras lintasan romansa Menggebu - gebu Dan kini, Angkasa menulis aksara Tentang kita Yang tak tau arah Bijaksana kah kita? Atau kita terlau naif Mengakui realita kehidupan Kita tak ada Hiruplah Hiruplah setiap sativa perindu Nikmatilah Sungguh, anda sangat nyata Datang padaku, antharez Walaupun kita hanya fiksi Rembulan tidak pernah berbohong Ia sungguh hidup Karna mu.
1 Comment
Kau
Datang bagaikan fajar Pesonamu bersinar Sumber kehidupan ku Diriku Menerima kedatanganmu Dengan penuh ragu Disebabkan masa lalu Kita Menjalain kehidupan baru Cukup indah, sungguh Aku terbuai Tapi, Bagaikan yang akar mengkhianati Pohon Terjatuh pohon itu hingga Tenggelam Sangat mengerikan Sungguh ironi bahwa diriku terlalu percaya oleh angan - angan. Hingga terjebak, terbelenggu. Gemerlap ibu kota dikala malam
Tak pernah hening Tak pernah padam Namun rindu ini meronta Tak pernah tersentuh Ditengok pun segan Namun, apa dayaku kini Kau milik dirinya Aku hanya menanti Tetapi, rindu ini kunikmati Tak pernah senikmat ini Tak pernah seindah sejak bertemu denganmu Engkau pantas bahagia Tidak denganku, mungkin Sungguh, lelaki yang beruntung Kembali lah dikala kau terjatuh Dengan puisi - puisi cintaku Aku akan selalu menunggu Dirimu. Rindu. |