Terlahir diriku kedalam sebuah realita dunia.
Terpaksa untuk menjalaninya, Tanpa bisa memilih. Penjara kehidupan. Tak pernah dalam satu kata pun, Diriku mengenal diriku. Seutuhnya. Dengan segala kepalsuan. Mereka berkata, kita memiliki hak Hak untuk memilih Menentukan jalan hidup kita Yang pada dasarnya, Kita sudah diikat sejak lahir Lalu, buat apa? Setengah kehidupanku telah direnggut, Oleh kediktatoran kehidupan. Kuinginkan kebebasan, Dalam merasakan kemanusiaan. Memanusiakan manusia. Tapi diriku hanya setengah manusia, Yang tidak pernah menemukan sisanya. Dan sadarlah diriku, Bahwa kebebasan hanya sebuah ide. Fatamorgana kehidupan. Jadi, kita hidup untuk apa? Pencarian kebohongan. Sungguh ironi.
0 Comments
|